Rabu, 04 Mei 2016

Bahasa Indonesia Baku Dan Pemakaiannya Dengan Baik Dan Benar




MAKALAH
BAHASA INDONESIA BAKU DAN PEMAKAIANNYA DENGAN BAIK DAN BENAR

Disusun Oleh:
Rahmadhita Wahyuni, Rezki Handayani Sitompul, Susanti Hatria Sidabutar, Vivi Fiahsani Karomah – UNM 2013


KATA  PENGANTAR

             Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena  berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Bahasa Indonesia” ini dengan baik. Kami juga sangat berterima kasih kepada Ibu Muharrina Harahap, S.S, M.Hum yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Adapun tujuan kami menulis makalah ini yaitu agar kita mengetahui mengenai bahasa Indonesia baku dan nonbaku serta penggunaannya baik di dalam proses pembelajaran maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada manusia yang sempurna. Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 25 Februari 2013

Penulis,



DAFTAR  ISI



KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………. 1

1.1  Latar Belakang………………………………………………………………………………………….. 1

1.2  Identifikasi Masalah…………………………………………………………………………………… 2

1.3  Pembatasan Masalah…………………………………………………………………………………… 2

1.4  Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………. 2

1.5  Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………… 2

BAB II  PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………. 3

2.1  Pengertian Bahasa Baku…………………………………………………………………………. …. 3

2.2  Pengertian Bahasa Nonbaku……………………………………………………………………. …. 4

2.3  Pengertian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku………………………………………. …. 4

2.4  Fungsi Bahasa Baku………………………………………………………………………………. …. 4

2.5  Fungsi Bahasa Nonbaku…………………………………………………………………………. …. 5

2.6  Ciri-ciri Bahasa Baku dan Nonbaku…………………………………………………………. …. 5

2.7  Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku dengan Baik dan Benar……. …. 6

2.8  Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku…………………………………………… …. 6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………. 9

3.1  Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… …. 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………. 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku. Pateda (Alwi, 1997:30) mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.”

Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau berbahasa. “Manakah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku? “Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau orang yang mampu menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah.’’ Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa Indonesia secara lisan. Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa nonbaku, pengertian bahasa Indonesia baku, fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku. Terakhir, akan dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

1.2  Identifikasi Masalah

Pengertian bahasa baku.
Pengertian bahasa nonbaku.
Pengertian bahasa Indonesia baku dan nonbaku.
Proses pembakuan bahasa.
Fungsi pemakaian bahasa baku dan nonbaku.
Ciri-ciri bahasa baku dan nonbaku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dan nonbaku dengan baik dan benar.
1.3  Pembatasan Masalah

Pengertian bahasa baku.
Pengertian bahasa nonbaku.
Pengertian bahasa Indonesia baku dan nonbaku.
Fungsi pemakaian bahasa baku dan nonbaku.
Ciri-ciri bahasa baku dan nonbaku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dan nonbaku dengan baik dan benar.
1.4  Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud bahasa baku?
Apa yang dimaksud bahasa nonbaku?
Apa yang dimaksud bahasa Indonesia baku dan nonbaku?
Apa fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku?
Apa ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku?
Bagaimana pemakaian bahasa Indonesia baku dan nonbaku dengan baik dan benar?
1.5  Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian bahasa baku.
Untuk mengetahui bahasa nonbaku.
Untuk mengetahui pengertian bahasa Indonesia baku dan nonbaku.
Untuk mengetahui fungsi pemakaian bahasa baku dan nonbaku.
Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa baku dan nonbaku.
Untuk mengetahui cara pemakaian bahasa Indonesia baku dan nonbaku dengan baik dan benar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Bahasa Baku

            Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.

Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.

Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah ditentukan oleh negara. Baku berarti  bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.

Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.

2.2  Pengertian Bahasa Nonbaku

Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.

2.3  Pengertian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas. Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

2.4  Fungsi Bahasa Baku

Menurut Hasan Alwi, dkk  (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:

Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.
2.5  Fungsi Bahasa Nonbaku

Bahasa nonbaku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).

2.6  Ciri-ciri Bahasa Baku dan Nonbaku

A.    Ciri Bahasa Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:

Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:

tidak terpengaruh bahasa daerah;
tidak dipengaruhi bahasa asing;
bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;
pemakaian imbuhannya secara eksplisit;
pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;
tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
B.     Ciri Bahasa Nonbaku
Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu:

walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama;
dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman;
dapat terpengaruh oleh bahasa asing;
digunakan pada situasi santai/tidak resmi;
2.7  Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku dengan Baik dan Benar

Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku.

Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku.

Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar atau sebaliknya.

2.8  Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku

Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku. Berikut ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis.

No

Kata Baku

Kata Nonbaku

1.         Aktif   aktip, aktive
2.         Alquran           Al-Quran, Al-Qur’an, Al Qur’an
3.         Apotek            Apotik
4.         Azan    Adzan
5.         Cabai   cabe, cabay
6.         Daftar  Daptar
7.         doa      do’a
8.         efektif efektip, efektive, epektip, epektif
9.         elite     Elit
10.       e-mail  email, imel
11.       Februari           Pebruari, February
12.       foto     Photo
13.       fotokopi          foto copy, photo copy, photo kopi
14.       hakikat            Hakekat
15.       ijazah   ijasah, izajah
16.       izin      Ijin
17.       jadwal Jadual
18.       Jumat   Jum’at
19.       karena  Karna
20.       karismatik        Kharismatik
21.       kreatif  kreatip, creative
22.       lembap Lembab
23.       lubang Lobang
24.       maaf    ma’af
25.       makhluk          Mahluk
26.       mukjizat          mu’jizat
27.       napas   Nafas
28.       nasihat Nasehat
29.       objek   Obyek
30.       provinsi           propinsi, profinsi
Contoh kalimat baku dan tidak baku

A.    Kalimat Tidak Baku
Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
B.     Kalimat Baku
Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.
Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
BAB III

PENUTUP



3.1  Simpulan

            Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan  tidak resmi.

Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah dan digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Begitupun  dengan bahasa Indonesia nonbaku.

Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan nonbaku sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Cavi. 2007. Linguistik. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-tidak-baku/#ixzz2LAFl0NSl) dilihat pada hari Minggu, 17 Februari 2013

Keraf, G. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.          

Marmoet. 2010. Bahasa Baku dan Tidak Baku. (http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html) dilihat pada hari Minggu, 17 Februari 2013.

Sumber:
https://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/09/kelompok-2-bahasa-indonesia-baku/


#Tag #Bahasa Indonesia Baku.pdf .doc

0 komentar:

Posting Komentar