Senin, 02 Mei 2016

Teori Kepribadian



MAKALAH
TEORI KEPRIBADIAN




Editor:
Tim Makalah-makalah.com





KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji syukur saya (penyusun) panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya yang berlimpah, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga mahasiswa yang sedang menempuh materi ini.
 Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini mendekati sempurna, kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik NYA.
Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua.
Amin-amin yarabbal ‘alamin.

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Hormat kami,
Tim Makalah


BAB I
PENDAHULUAN

Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan masalah diantaranya:
A. Apa definisi dan pengertian Kepribadian?
B. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian?
C. Bagaimana tipe dan tahapan-tahapan kepribadian?
D. Bagaiaman mengukur kepribadian?


Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah diatas kami memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
A. Mengetahui definisi dan pengertian Kepribadian?
B.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian?
C. Mengetahui tipe dan tahap-tahap perkembangan kepribadian?
D. Mengetahui ukuran kepribadian?






BAB II PEMBAHASAN




1.   Kepribadian

1.1 Definisi

Kepribadia merupaka pola   kha seseorang   dala berpikir, merasakan  dan  berperilaku   yang  relatif  stabil  dan  dapat  diperkirakan (Dorland, 2002). Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya   terhada kehidupa (Weller 2005) Berdasarka pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.

Menurut   Purwanto   (2006)   terdapa faktor-faktor   yan mempengaruhi kepribadian antara lain:
1.    Faktor Biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik,  pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf,  tinggbadan,  berat  badan,  dasebagainya.  Kita mengetahui bahwa   keadaa jasmani   setia orang   seja dilahirka telah


9


10



menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani   yang   ada  pada  setiap   orang   ada   yang  diperoleh   dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.
2.    Faktor Sosial

Faktor  sosial  yang  dimaksud  di  sini  adalah  masyarakat  ;  yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga   kedala faktor   sosia adala tradisi-tradisi,   ada istiadat, peraturan-peraturan,  bahasa,  dan  sebagainya  yanberlaku dimasyarakat itu.
Sejak  dilahirkan,  anak  telah  mulai  bergaul  dengan  orang-orang disekitarnya.  Dengan  lingkungan  yang  pertama  adalah  keluarga. Dalam  perkembangan  anak,  peranan  keluarga  sangat  penting  dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana   keluarg yan berlaina memberika pengaruh   yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh  lingkungan  keluarga  terhadap  perkembangan  anak  sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman  yang  pertama,  pengaruh  yang  diterima  anak  masih terbatas  jumlah  dan  luasnya,  intensitas  pengaruh  itu  sangat  tinggi karena  berlangsung  terus  menerus,  serta  umumnya  pengaruh  itu






diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh  yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.
3.    Faktor Kebudayaan

Perkembangan  dan  pembentukan  kepribadian  pada  diri  masing- masing orang tidak dapat dipisahkan dari  kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
Nilai-nilai (Values)

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
Adat dan Tradisi.

Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.






Pengetahuan dan Keterampilan.

Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
Bahasa

Di samping faktor-faktor kebudayaayang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas  dari  suatu  kebudayaan.  Betapa  erat  hubungabahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana  seseorang  itu  bersikap,  bertindak  dan  bereaksi  serta bergaul dengan orang lain.
Milik Kebendaan (material possessions)

Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
1.2 Tipe Kepribadian

Dalam  dunia  psikologi,  terdapat  4  tipe  kepribadian,  yang diperkenalkan pertama kali oleh Hippocrates (460-370 SM). Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar yaitu: kering, basah, dingin, dan panas. Dengan demikian dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan






konstitusional berupa cairan-cairan yang ada di dalam tubuhnya, yaitu: sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning),  sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan sifat panas terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan tersebut terdapat di dalam tubuh dengan proporsi tertentu. Jika proporsi cairan-cairan tersebut di dalam tubuh berada dalam keadaan normal, maka individu akan normal atau sehat, namun apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka individu  akan  menyimpang  dari  keadaan  normal  atau  sakit  (Suryabrata,
2007).

Pendapat  Hippocratedisempurnakan  oleGalenus  (129-200  SM) yang mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi  proporsi  yang  seharusnya  (dominan)  maka  akamenimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaayang khas. Sifat-sifat kejiwaan  yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan tersebut yang oleh Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe berdasarkan temperamennya, yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis (Suryabrata, 2007).
Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup, besar semangat, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Sedangkan seorang melankolis mempunyai sifat mudah kecewa, daya juang kecil, muram dan pesimistis.  Sifat khas phlegmatis tidak suka terburu-buru (calm tenang) ta muda dipengaruhi   da setia Seoran sanguinis






mempunyai sifat khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas berhenti (Sujanto, 2001)
Selain   itu,   Florenc littauer   juga   mengembangka lag tipe kepribadian yang telah dijelaskan oleh Hipocrates dan Galenus. Dalam bukunya yang berjudul Personaliy Plus, Littauer menjelaskan lebih rinci mengenai sifat masing-masing kepribadian. Seorang sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan optimis. Dari segi emosi, ciri seorang  sanguinis  yaitu  kepribadian  yang  menarik,  suka  bicara, menghidupkan  pesta,  rasa  humor  yang  hebat,  ingatan  kuat  untuk  warna, secara fisik memukau pendengar, emosional dan demonstrative, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos, hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu kekanak-kanakan. Dari segi pekerjaan, sifat seorang sanguinis yaitu sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat dipermukaan,  kreatif  dan  inovatif,  punya  energi  daantusiasme,  mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut dan mempesona orang lain untuk bekerja.
Seorang sanguinis sebagai teman mempunyai sifat mudah berteman, mencintai orang, suka dipuji, tampak menyenangkan, disukai anak-anak, bukan pendendam, mencegah suasana membosankan, suka kegiatan spontan. Kelemahan  dari  sanguinis  yaitu terlalu banyak  bicara,  mementingkan diri sendiri, orang yang suka pamer, terlalu bersuara, orang yang kurang disiplin, senang menceritakan kejadian berulang kali, lemah dalam ingatan, tidak dewasa, tidak tetap pendirian (Litteaur, 1996).







Seorang melankolis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pemikir dan pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang melankolis yaitu mendalam dan penuh pemikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif,  artistic  atau  musikal,  filosofis  dan  puitis,  menghargai  keindahan, perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh kesadaran, idealis. Dari seg pekerjaan,   sifa seorang   melankolis   yaitu   berorientasi   jadwal, perfeksionis, standar tinggi,   sadar perincian, gigih dan cermat, tertib terorganisir,   teratur   dan   rapi,   ekonomis,   meliha masalah,   mendapat pemecahan kreatif, perlu menyelesaikan apyang dimulai, suka diagram, grafik, bagan dan daftar.
Dari segi pertemanan atau sosialisasi seorang melankolis mempunyai sifat hati-hati dalam berteman, menetapkan standar tinggi, ingin segalanya dilakukan dengan benar, mengorbankan keinginan sendiri untuk orang lain, menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa memecahkan masalah orang lain, sangat memperhatikan orang lain, mencari teman hidup ideal. Kelemahan dari melankolis yaitu mudah tertekan, punya citra diri rendah, mengajukan tuntutan yang tidak realistis kepada orang lain, sulit memaafkan dan melupakan sakit hati, sering merasa sedih atau kurang kepercayaan, suka mengasingkan diri, suka menunda-nunda sesuatu (Litteaur,
1996).

Seorang koleris pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, pelaku dan optimis. Dari segi emosi, ciri seorang koleris yaitu berbakat pemimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan, harus memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, memiliki motivasi berprestasi, tidak


16




emosional bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa saja. Dari segi pekerjaan, sifat seorang koleris yaitu berorientasi target, melihat seluruh gambaran, terorganisasi dengan baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak,  mendelegasikan  pekerjaan,  menekankan  pada  hasil,  membuat target, merangsang kegiatan, berkembang karena saingan.
Dari segi pertemanan atau sosialisasi koleris mempunyai sifat tidak terlalu perlu teman, mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya selalu benar, unggul dalam keadaan darurat, mau bekerja untuk kegiatan, memberikan kepemimpinan yang kuat, menetapkan tujuan. Kelemahan dari koleris yaitu pekerja keras, suka memerintah, mendominasi, tidak peka terhadap perasaan orang lain, tidak sabar, merasa selalu benar,  merasa sulit secara lisan atau fisik memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka, keras kepala, tampaknya tidak bisa tahan atau   menerima sikap, pandangan, atau cara orang lain (Litteaur, 1996).
Seorang phlegmatis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pengamat dan pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang phlegmatis yaitu kepribadian rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, sabar, baik keseimbangannya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan, serba guna. Dari segi pekerjaan, sifat seorang phlegmatis yaitu cakap dan mantap, damai dan mudah   sepakat,   puny kemampuan   administrative,   menjadi   penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah tekanan, menemukan cara yang mudah.


17




Dari segi pertemanan/ sosialisasi plegmatis mempunyai sifat mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka meninggung, pendengar yang baik, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian, tidak tergesa-gesa, bisa mengambil hal baik dari yang buruk, tidak mudah marah. Kelemahan dari phlegmatis yaitu cenderung tidak bergairah dalam hidup, sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih atau gelisah, orang yang merasa sulit membuat keputusan, tidak mempunyai keinginan untuk mendengarkan atau  tertarik  pada  perkumpulan,  tampak  malas,  lambat  dalam  bergerak, mundur dari situasi sulit (Litteaur, 1996).
Dalam bukunya, Florence Littauer juga mengatakan bahwa diantara 4 tipe kepribadian diatas, manusia juga dapat mempunyai kemungkinan campuran diantara ke empatnya. Tipe kepribadian campuran  tersebut antara lain:
1.      Campuran  Alami  yaitu  antara  kepribadian  sanguinis  dengan  koleris serta campuran antara kepribadian melankolis dan phlegmatic
2.      Campuran pelengkap yaitu antara kepribadian koleris dan melankolis serta campuran kepribadian sanguinis dan phlegmatic
3.      Campuran  yang  berlawanan  yaitu  antara  kepribadian  sanguinis  dan melankolis serta antara kepribadian koleris dan phlegmatis.
1.3 Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian

Perkembangan  kepribadian  menurut  Jean  Jacques  Rousseau  dalam

Dalyono, 2002  berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:






1.   Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir- 2 tahun)

Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap stimulus lingkungan.
2.     Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12  tahun)

Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3.    Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)

Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat membahagiakannya.
4.    Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)

Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan  hidup  serta  mulai  memikirkan  tingkah  laku  yang  bernilai moral.
5.    Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun)

Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Mulai dapat membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat. Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam keluarga masyaraka maupun   Negara Realisasi   setia keinginan






menggunakan fungsi penalaran, sehingga dalam masa ini orang mulai mampu melakukan self direction” dan self control. Dengan kemampuan inilah manusia mulai tumbuh dan berkembang menuju kematangan pribadi untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab
1.4 Konsistensi Kepribadian

Menurut  teortrait,  kepribadian  dasar  tertentu  menentukan karakteristik seseorang dalam berbagai situasi, dari hari ke hari, sampai tahap  tertentu  dalam  hidupnyaPenelitian  longitudinaBlock  tentang individu menunjukkan konsistensi karakteristik kepribadian yang cukup tinggi.  Dari  penelitian  tersebut  didapati  adanya  korelasi  yang  signifikan yang menggambarkan adanya konsistensi kepribadian, khususnya pada karakteristik  kepribadian  tertentu.  Meskipun  memang  ditemukan  juga adanya individu yang memperlihatkan perubahan kepribadian yang cukup dramatis, perubahan tersebut didorong oleh kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan  sehingga  banyak  orang  berusaha  mengembangkan  potensi dengan cara menjejaki peran dan perilaku yang baru (Atkinson, 2003).
Block menemukan adanya perbedaan tingkat konsistensi pada masing- masing individu, beberapa individu mencapai kestabilan kepribadian pada awal kehidupannya., individu yang lain mengalami perubahan besar pada masa sekolah lanjutan sampai masa dewasa tengah terutama remaja yang memiliki konflik dan ketegangan, baik dalam dirinya sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain sehingga belum memiliki kestabilan kepribadian. Di samping itu, situasi pada saat penilaian kepribadian juga sangat mempengaruhi konsistensi kepribadian (Atkinson, 2003).






1.5  Pengukuran Kepribadian

Sobur  (2003)  menyatakan  bahwa  terdapat  beberapa  cara  untuk mengukur kepribadian, diantaranya yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.   Observasi Direk

Observasi direk merupakan observasi yang berbeda dengan observasi   biasa Observasi   ini   mempunya sasara yang   khusus, sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk dilakukan dengan memilih situasi tertentu, yaitu pada saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang ingin diteliti, dilakukan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang dan dapat dibuat replikasinya. Observasi direk juga disebut dengan observasi quasi experimental. Ada tiga tipe metode dalam observasi direk, yaitu:
a) Time Sampling Method

Setiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Periode tersebut bisa berlangsung selama beberapa detik, beberapa menit, atau bahkan beberapa jam, tergantung pada tipe tingkah laku atau indikator atau ciri-ciri yang ingin diteliti.
b) Incident Sampling Method

Dalam metode ini, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku. Laporan observasinya berupa catatan-catatan yang mencakup intensitas, lama waktunya, dan efek-efek setelah respon.
c) Metode Buku Harian Terkontrol

Dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku khusus yang ingin diketahui oleh yang bersangkutan.


21





Syarat penggunaan metode ini yaitu peneliti adalah orang dewasa dan cukup inteligen, serta dilakukan untuk pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Wawancara (Interview)

a) Stress Interview

Stress Interview digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap hal-hal yang mengganggu emosinya dan seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan ditiadakan.
b) Exhaustive Interview

Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama, dan diselenggarakan secara nonstop. Tujuannya adalah membuat interviewee lelah dan melepaskan sikap defensifnya dengan berbicara terus terang. Cara ini biasanya digunakan untuk meneliti para tersangka tindak kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga. Selain itu juga digunakan dalam memilih pegawai untuk jabatan penting.
3. Tes Proyektif

Metode ini dilakukan untuk mengetahui proyeksi pribadi seseorang melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes ini memberi peluang kepada testee untuk bisa secara bebas memberikan makna atau arti terhadap hal yang disajikan, dan tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.


22





4. Inventori Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada setiap orang, dan jawabannya biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai.


BAB IV
PENUTUP

Demikian makalah ini kami tulis, semoga bisa memberi manfaat dan dorongan untuk kita dalam membantu menambah wawasan mengenai Teori Kepribadian. Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan. Terimakasih.


Sumber:
Tag #teori kepribadian.pdf #teori kepribadian.doc


0 komentar:

Posting Komentar