MAKALAH
BAHASA INDONESIA BAKU SEBAGAI FUNGSI PEMERSATU
Oleh: Florensia Evlyn Geru – USDY 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Bahasa Indonesia dengan judul “Bahasa Indonesia Baku Sebagai
Fungsi Pemersatu dan Minimnya Penggunaan Bahasa Baku Di Dalam Kehidupan
Masyarakat” tepat pada waktunya. Terima kasih juga saya haturkan kepada Bapak
dosen pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas
mengenai makalah ini sehingga pengetahuan saya dalam penulisan Makalah ini
semakin bertambah dan teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini .
Tidak ada manusia yang sempurna,
oleh karena itu saya menyadari masih terdapat banyak kesalahan yang tanpa
sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam makalah ini. Untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini . Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Yogyakart, November 2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul
………………………………………………………….......
i
Kata Pengantar
…………………………………………………………….... ii
Daftar Isi
………………………………………………………………...........
iii
Bab I Pendahuluan
……………………………………………………………
1.1 Latar Belakang
………………………………………………............. 1
1.2 Rumusan Masalah
……………………………………………............
2
1.3 Tujuan Penulisan
…………………………………………………...... 2
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………….... 2
1.5 Metode Penulisan
…………………………………………………..... 2
Bab II Pembahasan
…………………………………………………………....
2.1 Pengertian Bahasa Baku
………………………….,………………….. 6
2.2 Ciri-Ciri Bahasa
Baku…………………………………………………. 6
2.3 Bahasa Baku Sebagai Fungsi
Pemersatu ………………………………. 7
2.4 Minimnya Penggunaan Bahasa Baku
Sebagai Fungsi Pemersatu
Dalam Kehidupan Masyarakat
………………………………............... 7
Bab III Penutup
…………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 9
3.2 Saran
……………………………………………………………………. 9
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa
itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas
agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima oleh
pendengar. Sejak dahulu masyarakat telah mengenal istilah bahasa baku, namun
istilah yang dikenal ini tidak menjamin bahwa masyarakat memahami secara
komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku ini. Hal ini terbukti bahwa
masih banyak masyarakat yang berpendapat
bahwa bahasa baku sama artinya dengan
bahasa yang baik dan benar. Masyarakat belum
mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku. Menurut
seorang ahli bernama Pateda mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi
resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak
resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.” (Alwi, 1997:30).
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang
terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain
bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi : “Kami poetera
dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia ” dan
pada undang-undang dasar kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang
menyatakan bahwa “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Namun, di samping itu
masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang
terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat
penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu . Bahasa Indonesia yang di gunakan
oleh masyarakat kadang kurang mengikuti kaidah dan aturan yang ada. Bahasa yang
sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada ialah bahasa baku. Bahasa baku ialah
salah satu daripada variasi bahasa yang diangkat dan disepakati ragam bahasa
yang akan dijadikan kayu pengukur sebagai bahasa yang baik dan benar dalam
komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan atau tulisan. Selain fungsi
penggunaannya untuk situasi-situasi resmi, ragam bahasabaku menurut Gravin dan
Mathiot (1956:785-787) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik,
yaitu :
1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemisah
3. Fungsi harga diri
4. Fungsi kerangka rujuk
Bahasa baku memperhubungkan semua
penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan
mereka menjadi satu masyrakat bahasa dan meningkatakan proses identifikasi
penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat itu. Bahkan banyak orang bukan
saja tidak sadar akan adanya dialek bahasa Indonesia, melainkan menginginkan
juga keadaan utopia yang hanya mengenal satu ragam bahasa Indonesia dari Sabang
sampai Marauke. Oleh karena itu saya tertarik untuk membuat makalah ini dengan
judul “Fungsi Bahasa Baku Sebagai Pemersatu dan Penggunaannya Bahasa Baku Di
Dalam Kehidupan Masyarakat” agar dapat lebih menunjukan kepada pembaca bahwa
pentingnya penggunaan bahasa baku di dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian bahasa baku ?
2. Bagaimana ciri-ciri bahasa baku ?
3. Bagaimana bahasa Indonesia baku sebagai
fungsi pemersatu ?
4. Mengapa penggunaan bahasa baku sebagai
fungsi pemersatu dalam kehidupan
masyarakat sangat minim ?
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini ialah :
1. Menjelaskan pengertian dari bahasa baku
2. Menjelaskan ciri-ciri bahasa baku
3. Menjelaskan fungsi bahasa baku sebagai
pemersatu
4. Menjelaskan minimnya penggunaan bahasa
baku sebagai fungsi pemersatu dalam kehidupan masyarakat
1.3
Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari bahasa baku
2. Mengetahui ciri-ciri bahasa baku
3. Mengetahui fungsi bahasa baku sebagai
pemersatu
4. Mengetahui minimnya penggunaan bahasa baku sebagai fungsi
pemersatu dalam kehidupan masyarakat
1.4
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan
dengan beberapa metode yaitu : Studi Pustaka dengan mengambil beberapa sumber dari buku-buku yang
berhubungan dengan judul makalah ini dan mengambil sumber dari internet sebegai
bahan refensi atau penambahan materi sebagai pelengkap dalam makalah ini.
Baca juga=>
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa Baku
Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang
menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan ada
dua pengertian dari bahasa yaitu pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa
Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Istilah bahasa baku dalam bahasa
Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa
atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia
termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek
dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian
bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan
difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap
saat. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa
standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku
mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa
tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat
proses belajar mengajar di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan
misalnya saat rapat besar, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di
dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak
baku.
2.2 Ciri-Ciri Bahasa Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14)
ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah
dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
2.
Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang
teratur, logis, dan masuk akal.
3.
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan
sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam
bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Namun secara umum ciri-ciri lain
bahasa baku adalah:
Tidak terpengaruh bahasa daerah
Tidak dipengaruhi bahasa asing
Bukan merupakan ragam bahasa
percakapan sehari-hari
Pemakaian imbuhannya secara
eksplisit
Pemakaian yang sesuai dengan konteks
kalimat
Tidak terkontaminasi dan tidak
rancu.
2.3 Bahasa Indonesia Baku Sebagai
Fungsi Pemersatu
Pada kenyataanya hampir semua
penduduk di Indonesia mengerti Bahasa Indonesia dan bahasa ini juga sudah
diikrarkan menjadi bahasa nasional ketika Sumpah Pemuda dikumandangkan tahun
1928. Meskipun pada kenyataanya bahasa Indonesia berasal dari bahasa minoritas
yaitu bahasa Melayu, namun kekuatannya dalam mempersatukan bangsa Indonesia
sudah tak bisa diremehkan lagi. Sebagai bukti dilihat dari semangat para
pejuang saat mengupayakan kemerdekaan Indonesia. Mereka dengan lantang
menyuarakan semboyan “Merdeka atau Mati !”. Semboyan ini secara merta
membangkitkan semangat rakyat untuk terus berjuang demi kesatuan bangsa. Hal
ini mengindikasikan bahwa kekuatan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu
bangsa tidak bisa dianggap sebagai hal yang remeh.
Indonesia terdiri dari beragam suku
dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka
kemungkinan terbesar masyarakat tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat
dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai
dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi
satu masyarakat bangsa. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau
memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku
mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa
Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia
dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana
atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini
ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri
manusia Indonesia modern.
2.4 Minimnya Penggunaan Bahasa Baku
Sebagai Fungsi Pemersatu Dalam Kehidupan Masyarakat
Di dalam masyarakat kita saat ini
masih banyak orang yang tidak menggunakan bahasabaku, mereka cenderung
menggunakan bahasa gaul. Namun terkadang mereka juga berbicara dengan
menggunakan logat daerahnya masing-masing. Kebanyakan orang yang menggunakan
bahasa baku ialah kalangan terpelajar yang sopan dan beretika. Mereka berbicara
kepada orang yang lebih tua, atau pejabat dengan menggunakan bahasa yang baik,
bahasa yang baku dan tidak menggunakan bahasa gaul. Bahasa merupakan salah satu
alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain .Dengan adanya
bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan
komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku
dalam penggunaanya, namun dalam praktiknya kehidupan sehari-hari sering terjadi
penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kita mempergunakan bahasa
Indonesia perlu di perhatikan waktu dan kesempatan, misalnya kapan kita
menggunakan bahasa baku pada situasi resmi dan ilmiah . Bahasa baku telah
menjadi bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari di masyarakat Indonesia ,
dapat kita ambil contohnya dalam waktu 24 jam siaran ditelevisi, bahasa baku
hanya nampak dan terdengar hanya dalam siaran berita yang berdurasi 90 menit
per hari. Selebihnya kita tidak menemukan bahasa baku dalam komunikasi
periklanan,pemilihan nama acara televisi,dan praktik bahasa di dalam siaran itu
sendiri. Alasannya beragam, bahasa baku tidak bernilai jual, tidak gaul, tidak
mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai
bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada
diri si pembicara. Menurut Gravin dan
Mathiot (1956:785-787) juga mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik,
yaitu :
1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemisah
3. Fungsi harga diri
4. Fungsi kerangka rujuk
Istilah bahasa baku dalam bahasa
Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa
atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia
termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek
dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian
bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan
difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas. Menurut Hasan
Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu: Ragam
bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, memiliki sifat kecendikian, dan
baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Namun pada kenyataan di dalam kehidupan bermasyarakat saat ini
banyak orang lebih suka menggunakan bahasa gaul atau bahasa daerahnya sendiri.
Alasan mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baku ialah karena tidak
bernilai jual, tidak gaul, tidak mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat
penghayatan pembaca
3.2 Saran
1.
Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini lebih
menyadari bahwa pentingnya bahasa Indonesia yang baku sebegai pemersatu di
antara masyarakat. Pembaca diharapkan untuk lebih meningkatkan penggunaan
bahasa Indonesia baku di dalam kehidupan sosialnya di dalam masyarakat, dengan
mengurangi penggunaan bahasa gaul yang perkembangannya semakin meningkat
2.
Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan untuk
mengurangi sedikit demi sedikit penggunaan bahasa gaul ataupun bahasa daerah ,
ini agar fungsi dari bahasa Indonesia baku sebagai pemersatu tidak lenyap
begitu saja.
3. Bagi Saya sendiri
Saya diharapakan agar tidak hanya
membuata makalah ini sebagai penambahan nilai tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia. Namun juga menjadi bahan referensi diri untuk lebih sadar akan
penggunaan bahasa Indonesia yang baku di dalam kehidupan saya sehari-hari ,
terlebih lagi dalam situasi resmi, saat presentasi, pidato, sambutan , dan
dalam proses perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Riosaputraa. 2012. Bahasa Sebagai
Lambang Pemersatu. Di ambil tanggal 26 November 2014 di
http://riosaputraa.blogspot.com/2012/10/bahasa-sebagai-lambang-pemersatu.html
26
Ahmadinati. 2012. Penggunaan Bahasa
Baku. Di ambil tanggal 26 November 2014 http://ahmadinati.blogspot.com/2012/11/penggunaan-bahasa-baku
.html
Dardjowidjojo, Soenjono.1997.cetakan
VIII. Tata Bahasa Baku. Jakarta: Balai Pustaka
Http://www.academia.edu/8425986/Penggunaan-kata-baku-tidak-baku-di-lingkungan-sekitar
( di searching tanggal 25 November 2014)
Sumber:
http://goresankertasadres.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-baku.html
Tag #Fungsi Bahasa Indonesia
Baku.pdf .doc
0 komentar:
Posting Komentar