MAKALAH TEORI BERFIKIR DAN BELAJAR
Editor:
Tim Makalah-makalah.com
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji syukur saya (penyusun)
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya yang berlimpah, kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan
juga mahasiswa yang sedang menempuh materi ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar makalah
ini mendekati sempurna, kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik NYA.
Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini berguna bagi kita
semua.
Amin-amin yarabbal ‘alamin.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Hormat kami,
Tim Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan
masalah diantaranya:
A. Apa Definisi atau pengertian Teori Berfikir?
B. Apa Definisi atau Pengertian Teori Belajar?
Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah diatas kami memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
A. Mengetahui Definisi atau pengertian Teori Berfikir?
Dari rumusan masalah diatas kami memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
A. Mengetahui Definisi atau pengertian Teori Berfikir?
B. Mengetahui Definisi atau Pengertian Teori Belajar?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir
Definisi berpikir
masih
diperdebatkan dikalangan pakar
pendidikan. Diantara mereka masih terdapat pandangan yang berbeda- beda. Walaupun tafsiran mereka itu berbeda-beda, namun umumnya
para tokoh pemikir setuju bahwa
pemikiran dapat dikaitkan dengan
proses untuk
membuat keputusan
dan menyelesaikan
masalah. Berpikir ialah
proses
menggunakan
pikiran untuk mencari makna
dan pemahaman terhadap sesuatu, menerapkan berbagai
kemungkinan idea atau
ciptaan dan membuat pertimbangan yang
wajar, membuat keputusan dan
menyelesaikan
masalah
dan
seterusnya membuat refleksi dan metakognisi terhadap proses yang dialami.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:767) berpikir
adalah
penggunaan dari akal budi dalam mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu. Menurut
Presseisen (dalam Nur Izzati, 2009),
“berpikir
secara
umum diasumsikan sebagai
proses kognitif, aksi
mental ketika pengetahuan diperoleh”. Sedangkan kutipan Beyer
(Wardhani, 2011) menyatakan, "Berpikir, singkatnya adalah proses mental oleh individu yang
masuk akal dari pengalaman". Liputo (Aisyah, 2008:17) berpendapat bahwa berpikir
merupakan aktivitas
mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud
yang dapat dicapai dalam berpikir adalah memahami, mengambil
keputusan, merencanakan, memecahkan masalah dan
menilai tindakan.
Ruggiero (dalam Siswono, 2009)
mengartikan berpikir sebagai
suatu aktivitas mental
untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu
masalah, membuat suatu keputusan, atau
memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire
to understand). Pendapat ini menegaskan bahwa ketika seseorang
merumuskan suatu
masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.Berdasarkan pengertian- pengertian di
atas berpikir dapat diartikan sebagai kegiatan akal budi atau
kegiatan
mental untuk mempertimbangkan, memahami,
merencanakan,
memutuskan, memecahkan
masalah dan
menilai tindakan.
Jadi,
dapat disimpulkan berpikir adalah
kegiatan memfokuskan pada eksplorasi gagasan, memberikan berbagai
kemungkinan- kemungkinan dan mencari
jawaban-jawaban yang
lebih benar.
Macam - Macam Bentuk Berpikir
1. Berpikir konkret dan abstrak
Menurut Anthony Gregorc (Prijosaksono dkk. ,2006) ada dua kemungkinan dominasi otak, yaitu persepsi konkret dan abstrak,
dan
kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak
(nonlinear). Yang termasuk
dalam dua
kategori ”sekuensial”
cenderung
memiliki dominasi otak kiri (logis, analitis, sekuensial,
linear
dan
rasional), sedang orang-orang yang berpikir
secara ”acak (random)
biasanya termasuk
dalam dominasi otak kanan (acak,
tidak
teratur, intuitif dan
holistik).
Pemikir sekuensial
konkret memperhatikan dan mengingat detail dengan lebih
mudah, mengatur tugas dalam proses
tahap demi tahap, dan berusaha
mencapai
kesempurnaan.
Mereka
selalu
memecahkan masalah, dan mengambil keputusan berdasarkan fakta
atau kenyataan dan mengolah informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para sekuensial konkret, realitas terdiri
dari apa yang
mereka
ketahui melalui
indra
fisik
mereka.
Orang sekuensial konkret selalu mengatur
tugas-tugas menjadi proses
tahap demi tahap dan berusaha keras untuk
mendapatkan kesempurnaan
pada setiap tahap.
Mereka menyukai
prosedur baku dan
pengarahan.
Realitas bagi pemikir sekuensial abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka
suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Proses berpikir
mereka logis, rasional dan
intelektual. Bentuk aktivitas pemikir sekuensial abstrak adalah
membaca, dan jika suatu
proyek perlu
diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam.
Mereka ingin mengetahui
sebab-
sebab
di balik akibat dan memahami teori serta
konsep.
2. Berpikir Intuitif
Dan Reflektif
Banyak filosof dan ahli pendidikan
memandang intuisi sebagai
strategi mental atau metode yang memungkinkan seseorang menyatakan esensi/intisari suatu fenomena
(Spinoza, 1967). Bahkan Poincare (Tall, 1992) berargumentasi bahwa tidak ada aktivitas yang benar-benar kreatif dalam sains dan matematika tanpa
intuisi. Filosof dan ahli pendidikan yang berlainan kutub dengan penggunaan intuisi memandang bahwa
penggunaan intuisi merupakan bentuk elementer dan
pengetahuan
primitif (Muniri, 2009).
Pada dasarnya, seorang matematikawan sering menggunakan intuisi dalam menyelesaikan masalah (problem solving)
sebelum merancang serangkaian langkah-langkah untuk membuktikannya.
Atau bahkan ide-ide intuitif sering
membuka dan memberikan jalan
dalam menyelesaikan masalah
matematika serta menyediakan
petunjuk kearah pengembangan
topik-topik matematika.
Pada dasarnya pengetahuan intuitif dipandang sebagai
pengetahuan yang diterima secara
langsung tanpa
melalui
serangkaian bukti
(Fischbein, 1994). Jadi pemahaman intuitif diartikan sebagai pemahaman secara
spontan terhadap suatu konsep tanpa harus melalui bukti terlebih dahulu, seperti halnya kita
dihadapkan pada masalah bilangan 2,
4,
6, dan seterusnya
merupakan bilangan genap, kita
dapat menerima dan meyakininya tanpa
harus dibuktikan terlebih dahulu, dan apabila siswa diminta
untuk melanjutkan bilangan tersebut, hampir
bisa dipastikan siswa
akan menjawab 8, 10, 12 dan seterusnya walaupun aturuan umum
dari bilangan deret tersebut
belum ditentukan.
Tatag (2005) mengemukakan bahwa berpikir intutif dapat
diartikan berpikir untuk mendapatkan sesuatu dengan
menggunakan naluri
atau perasaan (feeling)
yang tiba-tiba (insight)
tanpa berdasarkan kelaziman fakta-fakta. Jadi orang yang
berpikir secara
intuitif, munculnya idea atau
konsep sering
terjadi pada
saat-saat
tertentu misalnya sedang rileks
atau sedang asyik menikmati kopi atau
musik .
Mario Bunge
(Zeev dan Star, 2002)
menyatakan bahwa
intuisi merupakan penalaran (reason), yang memiliki karakteristik: catalytic inference,
power
of
synthesis dan common
sense. Catalytic inference adalah
jalan pintas dari
suatu
proposisi ke proposisi lainnya, yaitu dengan suatu loncatan ke suatu konklusi secara cepat
tanpa mempertimbangkan premis dan perantaranya. Power
of synthesis
merupakan kemampuan mengkombinasikan keheterogenan atau elemen-elemen yang
terpencar dalam suatu keseluruhan keseragaman
atau
keharmonisan. Common sense
adalah
pertimbangan yang
ditopang oleh pengetahuan umum (ordinary knowledge).
Berpikir Reflektif kegiatan mental untuk mengkaji ulang apa
yang akan atau sedang diputuskan, kegiatan ini memerlukan sedikit
waktu dibandingkan dengan berpikir
intuitif. Pada level berpikir
reflektif terjadi campur tangan antara aktivitas mental dengan kesadaran diri atau Intropeksi. (Richard Skemp, 1974). Misalnya
seorang pengemudi mengendarai motor akan mengganti atau
menurunkan gear sebelum mencapai
tikungan
tajam.
Seorang penumpang yang masih
belajar bertanya kepada kita mengapa kita memindahkan versnelling sebelum mencapai tikungan
tajam. Biarpun kita telah berbuat begitu “tanpa berpikir”, kita tidak
kesulitan untuk menjelaskan
alasan
tersebut.
Inilah reflektif
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pemikiran matematis.
Sehingga yang
dimaksud dengan berpikir intuitif adalah berpikir secara spontanitas tanpa
harus diberikan contoh, langsung dipahami oleh siswa. Contohnya
apabila
kita
tanyakan tentang bilangan ganjil, mereka langsung
menjawabnya, 1,3,5,..,
dan seterusnya. Contoh lain
apabila guru menanyakan bilangan asli maka siswa akan langsung menjawabnya yaitu 1,2,3,4,.. selain itu, apabila
ditanyakan kepada siswa berapa jumlah
bulan dalam setahun, maka siswa akan lansung
menjawab 12 bulan dalam setahun. sedangkan
berpikir reflektif adalah tingkat berpikir untuk mengkaji ulang atau
apa
yang akan
kita
lakukan. Contonya dalam
pembelajaran matematika siswa
akan bertanya mengapa kita menggunakan rumus
(panjang x lebar) untuk mencari luas persegi panjang. Contoh lain
Misalnya seorang pengemudi
mengendarai motor akan
mengganti/menurunkan gear
sebelum mencapai tikungan tajam.
Sesorang
penumpang yang masih belajar bertanya kepada kita
mengapa kita memindahkan versnelling
sebelum mencapai tikungan tajam.
B. Pengertian belajar
Belajar merupakan
proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia
menjadi tahu,
memahami,
mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan
di
sekolah
kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan
paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan
siswa
sebagai anak didik.
Slameto (2003:13) menyatakan “belajar
merupakan suatu
proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus melakukan usaha agar apa
yang di inginkan dapat
tercapai.
Usaha tersebut dapat berupa
kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi.
Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu
situasi.
2. Ciri-ciri
belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah
laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah
(2002:15-16) sebagai berikut :
a) Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang- kurangnya individu merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan
dalam dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung
terus-menerus
dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti
berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
e) Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku
Perubahan
yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil
ia
akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan.
3. Prinsip-prinsip belajar
a) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
b)
Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d) Penguasaan yang
sempurna dari setiap
langkah
yang dilakukan siswa
akan
membuat proses belajar lebih berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan
kepercayaan penuh atas belajarnya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini ada dua macam yaitu
:
(a) Keadaan jasmani.
Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan belajar.
(b) Keadaan fungsi fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca indra.
2) Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi
proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah
sebagai berikut:
(a)
Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan belajar siswa. Semakin tinggi
tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya,
semakin
rendah
tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
(b) Motivasi adalah
salah
satu faktor
yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu
yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
(c)
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
(d) Sikap
adalah
gejala
internal yang
berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya.
(e)
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan
mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar akan berhasil.
b)
Faktor Eksternal
1) Lingkungan social
(a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
(b) Lingkungan sosial masyarakat,
kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
(c)
Lingkungan sosial
keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak,
kakak
yang harmonis akan membantu siwa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial
adalah :
(a)
Lingkungan alamiah, kondisi udara yang segar dan suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung proses belajar siswa akan terhambat.
(b) Faktor instrumental, perangkat belajar yang dapat digolongkan 2 macam yaitu : Pertama,
hardware
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,
fasilitas belajar, lapangan olahraga.
Kedua, software seperi kurikulum sekolah, peraturan-peraturan,buku panduan,silabi dan sebagainya.
(c) Faktor materi
pelajaran, faktor yang hendak disesuaikan dengan usai perkembangan siswa
dengan metode mengajar guru disesuaikan
dengan
kondisi siswa.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini kami
tulis, semoga bisa memberi manfaat dan dorongan untuk kita dalam membantu
menambah wawasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa. Mohon maaf
jika banyak kesalahan dalam penulisan. Terimakasih.
Sumber:
Umk.ac.id
ung.ac.id
Tag #Teori
berfikir dan belajar.pdf #teori berfikir dan belajar.doc
0 komentar:
Posting Komentar